BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Program
guru penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan seorang guru yang bisa membawa
perubahan dan mendorong murid agar tumbuh secara holistic,aktif dan proaktif.
Selain itu juga mengembangkan guru-guru yang ada disekitar untuk melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga murid bisa memiliki karakter
profil pelajar pancasila. Agar tujuan tersebut tercapai maka, Program
Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi
kepemimpinan pembelajaran yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial
dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan profil belajar
dan perkembangan murid dan beberapa kompetensi lain dalam rangka pengembangan
diri dan sekolah.
Dalam
rangka mendukung PPGP maka perlu adanya pendamping guru penggerak yang memiliki
kompetensi yang seperti diharapkan. Dengan demikian guru penggerak perlu
diberikan bekal materi-materi yang sesuai diantaranya : modul 1 yang berisi
(refleksi filosofi Pendidikan nasional,nilai dan peran guru penggerak,visi guru
penggerak dan budaya positif), modul 2 (pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid,pembelajaran social dan emosional dan coaching untuk supervise
akademik), modul 3(pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
pemimpin,pemimpin dalam pengelola sumber daya dan pengelolaan program yang
berdampak pada murid). Keseluruhan materi ajar tersebut itu diramu dalam siklus
MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan
Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi
Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi
Nyata.
Dalam
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2023 dalam khususnya
kategori 2, dimana peserta yang lulusan guru penggerak disamping melaksanakan
PPG secara regular juga membuat tiga laporan. Lulusan PPGP tetap masih harus
belajar dan juga mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, namun ini tidak
seperti pelaksanaan PPG yang reguler. Sebagai peserta saya tetap melaksanakan
dan mengikuti proses ini seperti biasanya hingga nanti selesai. Kegiatan
dilaksanakan secara Sinkronus dan Asinkronus serta berpusat pada Learning
Management System (LMS).
- Tujuan Guru Penggerak
Program
ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan
pedagogik kepada guru sehingga dapat memberikan perubahan dan pengajaran yang
berpusat pada murid. Dan guru penggerak harus bisa menjadi teladan dan agen
perubahan yang bisa mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Program Guru Penggerak
menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia dimasa depan, yang bisa mendorong
tumbuh kembang siswa secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan
rekan sejawat dan guru-guru yang ada disekitarnya untuk mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid. Selanjutnya, untuk mendukung tercapainya tujuan
tersebut, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) ditekankan pada kepemimpinan
pembelajaran yang meliputi komunitas praktik, pembelajaran sosial emosional, pembelajaran
berdiferensiasi sesuai dengan profil belajar murid.
Sedangkan tujuan
Pendidikan profesi guru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah untuk
mengembangkan kompetensi guru sehingga seorang guru akan menjadi guru yang
professional dalam bidangnya.
- Manfaat Kegiatan
Manfaat
tidak hanya didapat Ketika program sedang berlangsung, namun peserta juga akan
merasakan manfaatnya setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Lalu apa saja
manfaat yang didapat dari Program Guru Penggerak? Berikut ini berbagai
manfaatnya bagi seorang guru yang mengikuti Program Guru Penggerak. Sebagai
berikut:
1. Mengembangkan kompetensi dalam lokakarya Bersama
2. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin
pembelajaran yang berpusat pada murid
3. Program ini diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa.
4. Dengan mengikuti PPG, Kamu bisa memiliki
kompetensi lebih sebagai tenaga pengajar.
5. Laporan ini memiliki manfaat yaitu untuk merefleksikan Kembali kegiatan yang telah dilakukan selama 6 bulan pada PPGP.
BAB II. PEMBAHASAN
- Pendampingan Invidu
Dalam
rangka mendukung PPGP dimaksud perlu adanya pendamping guru penggerak. Untuk
mewujudkan hal tersebut guru penggerak akan diberikan materi-materi yang sesuai
dimana materi tersebut akan terangkaum dalam 3 modul diantaranya: modul 1 yang
berisi (refleksi filosofi Pendidikan nasional,nilai dan peran guru
penggerak,visi guru penggerak dan budaya positif), modul 2 (pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid,pembelajaran social dan emosional dan coaching
untuk supervise akademik), modul 3(pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai
kebajikan sebagai pemimpin,pemimpin dalam pengelola sumber daya dan pengelolaan
program yang berdampak pada murid). Semua materi tersebut terdapat dalam siklus
MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep; Ruang
Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman;
Koneksi Antarmateri; dan terakhir Aksi Nyata.
Dalam
Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 pendampingan invidu dilaksanakan sebanyak
6 kali pendampingan. Masing-masing calon guru penggerak memiliki pengajar
praktek yang akan membantu dalam lokakarya,pendampingan individu dan pendampingan
kelompok yang akan melibatkan berbagai pihak yang tujuannya untuk merefleksi
semua pembelajaran yang sudah diberikan.dalam pendampingan tersebut kita
bekerja sama dengan kepala sekolah ataupun rekan guru CGP.
Adapun kegiatan pendampingan yang telah saya
laksanakan selama Pendidikan guru penggerak Angkatan 7 sebagai berikut:
Pendampingan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 proses
pendampingan terlihat pada tabel berikut:
P1. |
1.1
Meriview proses
pembelajaran pada bulan ke-1 1.2
Kuesioner Feedback
(Umpan Balik) Kepala Sekolah Calon Guru Penggerak SD Alam arrohmah Malang. 1.3
Kuesioner Feedback
(Umpan Balik) Rekan Sejawat Calon Guru Penggerak SD Alam arrohmah Malang. 1.4
Kuesioner Umpan balik
(Feedback) Murid Calon Guru Penggerak 1.5
Kuesioner Umpan balik
(Feedback) Murid Calon Guru Penggerak 1.6
Diskusi Tantangan
Penerapan Aksi Nyata Modul 1.1. dan 1.2 1.7
Instrumen Refleksi
Proses Pendampingan |
P2. |
1.1.
Meriview proses
pembelajaran bulan ke-2 1.2.
Diskusi tindak lanjut
penerapan komunitas praktisi di sekolah (lembar kerja lokakarya 2) 1.3.
Diskusi proses
penerapan disiplin positif di kelas CGP SD Alam arrohmah Malang. 1.4.
Diskusi refleksi tugas
yang akan dibawa pada lokakarya 3 1.5.
Berdiskusi rencana
yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak terkait praktik dan pembelajaran
yang telah dilakukan mengenai penerapan disiplin positif di kelas dan
perintisan komunitas praktisi yang akan dilaksanakan di sekolah CGP 1.6.
Rencana tindak lanjut
Proses Pendampingan |
P3. |
1.1
Meriview proses
pembelajaran bulan ke-3 1.2
Diskusi dan refleksi
mengenai komitmen CGP serta dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah 1.3
Diskusi refleksi
mengenai sosialisasi visi sekolah 1.4
Berdiskusi tentang
rencana yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak terkait praktik dan
pembelajaran yang telah dilakukan mengenai penerapan disiplin positif di kelas
dan perintisan komunitas praktisi 1.5
Diskusi mengenai
praktik pemetaan kebutuhan belajar murid dan pembelajaran berdiferensiasi
pada modul 2.1 1.6
Refleksi terhadap
proses pendampingan |
P4. |
1.1
Meriview proses
pembelajaran bulan ke-4 1.2
Berdiskusi dan refleksi
dengan CGP setelah praktik coaching 1.3
Berdiskusi dan
refleksi dengan rekan sejawat CGP setelah praktik coaching 1.4
Diskusi observasi
kelas oleh rekan sejawat 1.5
Berdiskusi mengenai
aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 (Pendamping/Pengajar Praktik melihat serta bagaimana
tugasnya) 1.6
Refleksi terhadap
proses pendampingan |
P5. |
1.1
Meriview proses
pembelajaran bulan ke-5 1.2
Berdiskusi dan
refleksi dengan CGP mengenai hasil pemetaan sumber daya 1.3
Refleksi proses
pembuatan peta sumber daya 1.4
Berdiskusi refleksi
proses pengambilan keputusan 1.5
Berdiskusi mengenai
refleksi pencapaian kompetensi bulan ke-5 berdasarkan Lembar Pengecekan
Mandiri Kompetensi pada Lokakarya 5 |
P6. |
1.1
Meriview proses
pembelajaran bulan ke-6 1.2
Berdiskusi progres dan
penerapan program sekolah yang berdampak pada murid 1.3
Berdiskusi tantangan
yang dihadapi dan solusinya 1.4
Berdiskusi mengenai
implementasi aksi nyata modul 3.1, 3.2 dan 3.3 1.5
Berdiskusi persiapan
lokakarya 7 1.6
Refleksi terhadap
proses pendampingan |
Program guru penggerak bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga seorang guru
nantinya kan bisa membuat pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Pada
proses pendampingan melibatkan rekan guru, siswa, kepala sekolah dan komite
sehingga kegiatan PGP sangat banyak manfaanya untuk transformasi Pendidikan di
Indonesia.
- Pendampingan Kelompok
Kegiatan lokakarya dalam
Pendidikan guru penggerak terdiri dari lokakarya. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Kegiatan
lokakarya tersebut adalah (1) Menggerakkan komunitas belajar rekan sesama guru
dan lingkungan sekitar (2) Menjadi pengajar praktik bagi rekan sejawat dalam
peningkatan pembelajaran disekolah, (3) Mendorong munculnya kepemimpinan murid
disekolah , (4) membika ruang diskusi dan kolaborasi sesame rekan sejawat
disekolah. Kegiatan lokakarya yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali sangat
bermanfaat sekali bagi CGP disamping Jajang untuk refresing setelah bergelut
dengan tugas yang ada di LMS disana kita juga belajar dan bertemu dengan CGP
lain yang berasal dari berbagai daerah sehingga kita banyak belajar dan
berdiskusi dengan para CGP yng mempunyai kompetensi yang berbeda-beda disetiap
daerahnya.
Puncak dari Pendidikan guru penggerak ini adalah pada lokakarya 7 yaitu panen hasil karya. Dalam kegiatan LK. 7 semua kelompok dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk membuat stan. Dimana stan tersebut akan berisi hasil karya yang sudah dihasilkan oleh calon guru penggerak Selma proses Pendidikan. Di dalam lokakarya 7 itu setiap kelompok juga menampilkam bakat yang mereka miliki dan juga mempresentasikan program mereka bagi CGP yang telah terpilih.
- Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid
Pada pelaksanaan Pendidikan guru penggerak
Angkatan 7 banyak program yang sudah dilaksanakan di SD Alam Arrohmah Malang.
Program-program yang sudah dilaksanakan seperti:
1. Penerapan budaya positif
Budaya positif yang dijalankan disekolah kami
adalah membuat kesepakatan kelas dimana siswa ikut andil dalam pembuatan
kesepakatan kelas sehingga siswa merasa dihargai dan percaya dalam kesepakatan
kelas yang sudah dibuat. Selain itu budaya positif lainnya adalah pelaksanaan sholat
dhuha secara berjamaah yang dilaaksanakan dari semua jenjang dimana 4-6
melaksanakaan sholat dhuha secara berjamaah dan untuk kelas 1-3 dilaksanakan
didalam kelas. Program sholat dhuha yang dilakukan secara berjamaah membuat
anak-anak lebih bisa dikondisikan dan tidak mengurangi jam Pelajaran karena
anak-anak bisa terkondisi dengan baik dan tidak membuang banyak waktu.
2. Melaksanan segitiga restitusi
Restitusi
adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid
berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
Restitusi
akan membantu murid untuk menemukan kesalahannya sendiri dan memperbaiki
kesalahannya sehingga siswa akan menjadi pribadi yang positif.
Melalui restitusi, Ketika murid melakukan suatu
kesalahan maka guru akan menanggapinya dengan cara merefleksinya sehinga murid
tidak merasa disalahkan dan harga diriny juga akan terselamatkan.
3. Coaching Model Tirta
Coaching membuat murid bisa membuat keputusan
untuk menemukan sendiri kesalahan dan penyelesaiannya.pada saat saya melakukan
coaching dengan murid saya yaitu mbak zyrli
yang lupa membawa seragam ganti pada saat jam olahraga dan mbak el shofi
yang selalu terlambat masuk sekolah.setelah coaching yang saya lakukan dengan
kedua siswa tersebut Alhamdulillah mereka bisa menyadari sendiri kesalahannya
dan bisa merubah kebiasaan mereka.
4. Pembelajaran berdiferensiasi
Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
profil belajar, minat dan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi
disekolah saya laksanakan melalui diferensiasi proses,konten dan produk yang
dipilih berdasarkan materi dan kondisi kelas pada saat itu.
5. Pembelajaran social emiosional
Pembelajaran social emosional berbasis mindfulness bisa dengan cara mendengarkan
music ataupun murotal sehingga anak-anak bisa merasa nyaman dan memiliki
kesadaran penuh dan pembelajaran yang akan kita ajarkan akan mudah
diterima.bisa juga dalam bentuk menyampaikan atau menuliskan apa yang dirasakan
pada saat itu. Penerapan pembelajaran sosial emosional yang sudah saya lakukan
dikelas adalah menggunakan mindfulness yaitu mendengarkan murotal,menyanyikan
yel-yel kelas,senam dan Kerjasama kelompok, dan pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kelompok.
6. Pembuatan program MISDE
Kegiatan program MISDE ini adalah kegiatan pembiasaan mengerjakan soal matematika dimana setiap siswa akan diberikan soal matematika berupa penjumlahan,pengurangan,perkalian dan pembagian sehingga siswa tidak akan kesulitan lagi dalam mengerjakan soal matematika. Soal yang terdapat dalam MISDE adalah soal-soal yang dijadikan dasar dalam pembelajaran matematika dan program MISDE ini akan diselesaikan selama 3 bulan. Jika siswa bisa tuntas menyelesaikan program MISDE ini maka pembelajaran matematika akan mudah diterima karena dasar yang harus dimiliki siswa sudah tuntas.
BAB III PENUTUP
- Refleksi
Saya
Surya ningsih S.Pd Guru Penggerak Angkatan 7 yang berasal dari kabupaten malang,
Kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7 yang pelaksanaannya kurang lebih
selama 6 bulan, tentunya banyak ilmu, dan pengalaman yang nantinya bisa saya tularkan
kepada rekan guru di MGMP Matematika kabupaten malang, khususnya rekan guru di
SD Swasta Alam Arrohmah Malang dan kepada murid-murid saya sehingga bisa
menjadi pemimpin dalam pembelajaran dengan menerapkan Merdeka belajar dan
pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga tercipta karakter profil pelajar
Pancasila.
Pada saat ini juga saya melaksanakan Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dalam jabatan kategori 2 di Universitas Muhammadiyah
Surakarta sejuh ini Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Pengalaman
selama mengikuti PPGP dan PPG merupakan modal utama bagi saya untuk untuk
mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid. Kemudian dampak lainya,
metode mengajar saya semakin bervariatif dan berpihak pada murid dengan
mengedepaankan pembelajaran berdiferensiasi.
Semoga
dengan adanya program pendidikan guru penggerak ini dapat menggerakkkan kita
sebagai guru. Untuk mewujudkan Pendidikan Indonesia yang maju dan sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia.
- Tindak Lanjut
Setiap
program yang sudah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut
(RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan
keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan memudahkan dalam menerapkan
program ke depannya. Bukan hanya terkait program lanjutan yang akan dijalankan
tetapi juga terkait asset yang dimiliki diantara media yang digunakan,bangunan
dan kompetensi guru dimana itu juga merupakan aset yang dimiliki oleh sekolah
yang bis akita ajak berkolaborasi.
Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan dilaksanakan
setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak Angkatan 7 Melakukan refleksi akhir
program Pendidikan Guru Penggerak. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang kita miliki sebagai guru guna untuk perbaikan
dimasa depan. Kegiatan dilaksanakan melalui umpan balik dari kepala sekolah,
rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali murid. Tidak hanya itu kegiatan juga
dilakukan melalui diskusi antar teman sejawat dan komunitas-komunitas praktisi
yang ada disekitar.
Salah
satu rencana tindak lanjut merupakan kompetensi guru penggerak yaitu
Mengembangkan sosialisasi program Pendidikan Guru Penggerak bagi komunitas
praktisi di dalam dan sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang
kekuatan dan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama
tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut
garis besar pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 3. Selain itu, juga menyebarluaskan pemahaman dan
pengetahuan lainnya terkait pembelajaran berpusat pada murid; Melakukan
pendekatan secara efektif dan berkolaborasi sehingga bisa menghasilkan
kesepakatan bersama Strategi pengembangan kompetensi kepemimpinan sekolah yaitu
Melakukan koordanasi dengan semua pihak dengan program: MISDE (Math is
delicious) dalam pelaksanaan program MISDE ini melibatkan melibatkan siswa kelas 4 dan wali kelas kelas
4 , guru matematika dan orang tua.
Kegiatan yaitu
1. Konsultasi Bersama kepala sekolah, wakil kepala
sekolah kurikulum dan wali kelas 4
2. Rapat Bersama rekan guru matematika
3. Mencetak buku yang akan digunakan
4. Sosialiasi program kegiatan kepada seluruh kelas
4
5. Pelaksanaan kegiatan.
Demikian
RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat jangka
panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu
diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat.
Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam
pelaksanaan RTL, penting menyusun manajemen risiko.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Buku panduan Pendidikan
guru penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
GTK).2020
Simon Petrus Rafael M.Pd , Modul Paradigma dan Visi Guru
Penggerak, Refleksi Filosofis Pendidikan
Nasional Ki Hadjar Dewantara, 2020
Aditya Dharma, Nilai-Nilai Dan Peran Guru Penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020
Amalia Jiandra Tiasari, S.Psi. Dr. Murti Ayu
Wijayanti, Budaya Positif, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020